Resesi Adalah : Definisi, Dampak dan Cara Menjegah Terjadinya Resesi
October 5, 2022Peringatan Hari Kesehatan Mental Sedunia
October 13, 2022Isu KDRT menjadi momok yang menakutkan bagi setiap pasangan, terutama bagi kaum wanita. Apalagi sejak munculnya kabar mengejutkan dari pasangan artis Rizky Billar dan Lesti Kejora. Pasalnya, Lesti telah melaporkan Rizky ke pihak berwajib atas dugaan kasus KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) yang dialaminya.
Bisa dikatakan KDRT adalah puncaknya masalah sekaligus faktor penyebab perceraian terbesar dalam rumah tangga. Karena siapapun pasti tidak ingin mengalami KDRT. Perbuatan KDRT tidak bisa dibenarkan, dengan alasan apapun. Selain itu, terjadinya KDRT sebenarnya bukan hanya dialami pihak wanita saja, tetapi bisa juga dialami pria. Lalu, bagaimana sebenarnya cara menghindari KDRT dalam rumah tangga?
Ketahui Tanda-tanda KDRT
KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) sebenarnya dapat terjadi kepada pihak manapun, bukan hanya istri, tetapi suami, pada pasangan yang kondisi finansialnya baik hingga sulit. Tindak kekerasan dapat terjadi sejak menjalin hubungan dari awal atau bahkan saat menjalani hubungan rumah tangga yang lama. Maka dari itu, sangat penting untuk mengetahui apa saja tanda-tanda adanya resiko KDRT berikut ini :
- Kendali penuh atas keputusan keuangan rumah tangga.
- Cemburu berlebih terhadap hal-hal kecil.
- Melarang pasangan keluar rumah atau bekerja.
- Melakukan intimidasi terhadap pasangan suami/istri secara fisik.
- Mempermalukan pasangan.
Ini Cara Menghindari KDRT Dalam Rumah Tangga
Ada beberapa cara menghindari KDRT dalam rumah tangga yang perlu anda ketahui, berikut ini :
1. Perbanyak Waktu Bersama Pasangan
Ingat, jangan terlalu fokus pada pekerjaan sampai-sampai anda tidak dapat meluangkan waktu dengan keluarga. Sesekali pergi jalan-jalan atau berwisata dengan pasangan supaya tercipta hubungan yang selalu romantis dan harmonis.
2. Saling Toleransi
Setiap manusia pasti ada kelebihan dan kekurangan masing-masing. Bahkan hal ini juga dimiliki oleh istri atau suami anda. Agar tetap terjaga hubungan yang baik, maka pastikan kedua pihak harus saling memperlihatkan kedewasaan dan selalu belajar bertoleransi bahwa pasangan kita juga manusia yang tidak sempurna. Toleransi bisa menjadi strategi untuk mencegah terjadinya KDRT.
3. Berdiskusi Mengenai Semua Hal
Seringkali terjadinya KDRT akibat seseorang mempunyai kontrol yang lebih tinggi terhadap pasangannya. Sebagai solusinya, komunikasi atau berdiskusi adalah jalan terbaik yang sangat diperlukan. Cobalah selalu berdiskusi tentang segala hal dan komunikasikan segalanya bersama pasangan, mulai dari hal sederhana sampai hal berat kepada suami/istri sebelum anda memutuskan segala sesuatu.
Hal tersebut bertujuan agar kedua pihak merasa dihargai dan turut andil atas keberadaannya. Jadi, jangan sampai hanya ada satu pihak saja yang memegang kendali.
4. Memahami Kesetaraan Gender
Ketidaksetaraan gender juga dapat meningkatkan resiko KDRT yang dilakukan pihak laki-laki kepada pasangannya. Akan tetapi, tidak sedikit pula beberapa budaya yang ada di dunia, yang menganggap bahwa derajat perempuan lebih tinggi daripada laki-laki.
Maka dari itu, agar hubungan rumah tangga dapat dijalani dengan baik, penting sekali suami dan istri mempunyai perasaan yang sama. Tidak ada yang merasa paling berkuasa dibandingkan yang lainnya.
Apa Saja Faktor Penyebab Terjadinya KDRT?
KDRT biasanya dimulai saat ada satu pihak merasa harus mendominasi pasangannya. Saat tidak terkendali, bisa saja sampai bermain tangan. Berikut ini ada beberapa penyebab KDRT pada pasangan :
1. Rasa Iri atau Cemburu
Iri atau cemburu bisa saja menjadi penyebab KDRT. Tidak hanya cemburu atau posesif karena kedekatan pasangan bersama orang lain saja, namun bisa jadi karena berbagai hal lainnya. Misalnya saja, iri atas kondisi cemerlangnya karir, kondisi keluarga, finansial, pendidikan dan lainnya. Sehingga muncul rasa inferior atas pasangan.
2. Masalah Inner Child
Orang yang bertindak melakukan kekerasan terhadap pasangan, biasanya mempunyai masa lalu buruk yang mungkin tidak terpenuhi. Dengan kata lain, mereka mengalami masalah berkaitan dengan inner child. Pemicunya mungkin saja dulu sering menerima perlakuan kasar orang tua sewaktu kecil, kurang mendapat perhatian atau menyaksikan KDRT secara langsung.
3. Penyelesaian Masalah
Tidak jarang, terkadang orang yang menganggap kekerasan merupakan cara untuk menyelesaikan masalah dan mereka meyakininya sejak kecil. Hal ini tentu saja, berdampak pada kasus kekerasan terhadap pasangannya kelak. Dengan kata lain, mereka tidak menjadikan komunikasi sebagai jalan untuk menyelesaikan masalah.
Setiap rumah tangga pasti akan selalu ada masalah, sekecil apapun masalahnya anda harus tetap komunikasikan bersama pasangan agar tidak ada kasus kekerasan dalam rumah tangga.